Kendari Tempo Doeloe
Anoapress. Sejarah Kota Kendari berasal dari kata " Kandai" yang menurut tradisi lisan berarti alat pendorong perahu yang biasanya terbuat dari kayu atau bambu berupa tongkat panjang. Alat itu digunakan untuk menolak perahu yang lagi kandas akibat air laut yang sedang surut. Sejak dulu, aktivitas penduduk yang tinggal di Teluk Kendari adalah nelayan yang menggunakan perahu sebagai alat transportasi utama di sungai maupun di laut. Dari kata Kandai kemudian orang Tolaki menyebutnya dengan kata Kandari atau Kendari hingga saat ini. Berita tertulis bahwa Kota Kendari diperoleh dari catatan seorang Belanda yang bernama Vosmaer tahun 1939 saat pertama kali menginjakkan kaki di Teluk Kendari pada tanggal 9 Mei 1831 dan membuat peta Teluk Kendari. Sejak itulah kemudian ditetapkan menjadi Hari ulang tahun berdirinya Kota Kendari sampai sekarang. Teluk Kendari dulunya dikenal dengan nama Vosmaer's Baai atau Teluk Vosmaer. Kota Kendari saat itu sebagai kota perdagangan tertua sebagaimana yang dituturkan oleh para pelaut Bugis dan suku Bajo dalam Lontarak Bajo. Kedatangan kaum penjajah Belanda dan bangsa Jepang sedikit banyak memberi pengaruh terhadap perkembangan kota Kendari masa itu. Mulai dari arsitektur bangunan pemerintahan, kantor dagang atau Lodge, rumah untuk Raja Ranomeeto (Lakina Laiwoi) yang dinamakan Tebau di Lepo-Lepo hingga benteng pertahanan. Hal tersebut menunjukkan aktivitas sebuah kota pelabuhan dan perdagangan sekaligus sebagai pertahanan yang sedemikian maju di zamannya. Sebenarnya masih banyak hal yang mesti dieksplorasi dalam tulisan ini tentang historis dari Kota Lulo ini. Mulai dari aspek sosial budaya, ekonomi, hingga aspek pemerintahan dari masa ke masa. Sekedar mengingatkan kita tentang kehidupan masa lampau Kota Kendari. Semoga bermanfaat ....
Blogger Comment
Facebook Comment