Inilah Sosok Asrun-Hugua, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra Nan Sarat Prestasi


 AnoaPress , KendariSebuah ungkapan bahwa tak kenal maka tak sayang, sudah menjadi hal yang lumrah bagi seorang calon pemimpin di mata komunitas atau kelompok yang akan dipimpinnya kelak.  Seorang calon pemimpin baik ditingkat organisasi, perusahaan, birokrasi pemerintahan maupun calon pemimpin sebagai kepala daerah bahkan kepala negara wajib melakukan pendekatan persuasif, pemahaman masalah dan kesepakatan politik melalui pendekatan sikap, komunikasi yang efektif, strategi pemenangan, kemampuan pencitraan diri serta memahami kondisi psikologi sosial terhadap semua orang yang bakal dipimpinnya tersebut. Demikian pula dalam hal pemilihan kepala daerah setingkat gubernur, khususnya calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tenggara dimana rakyat Sulawesi Tenggara yang tersebar di berbagai wilayah yang terdiri dari 17 kabupaten dan kota tentu harus mengetahui sosok dan latar belakang calon gubernur dan wakil gubernurnya sebelum menentukan pilihannya pada hari-H pemungutan suara.
Kondisi masyarakat pemilih kita terbagi antara kelompok pemilih tradisional, pemilih cerdas dan pemilih mengambang (floating voters). Kelompok pemilih tradisional umumnya memilih figur kepala daerahnya cenderung berdasarkan kesamaan hubungan emosional dan kesamaan etnis, kelompok dan agama. Sementara kelompok pemilih cerdas lebih kepada kapasitas, kapabilitas maupun integritas sang figur calon kepala daerah. Umumnya pemilih kelompok ini didominasi oleh kaum intelektual dan kelompok rasionalis. Adapun kelompok  pemilih mengambang umumnya nampak masih ragu-ragu dalam menentukan sosok pilihannya sehingga masih perlu diberikan pemahaman yang lebih rasional terhadap figur calon pemimpin yang akan dipilihnya tersebut. Kelompok ini lazimnya terdiri dari kaum remaja yang berstatus sebagai pemilih pemula. Diluar ketiga kelompok  tersebut, masih terdapat kelompok pemilih namun bersikap masa bodoh (apatis) dalam menentukan pilihannya jelang hari pemungutan suara. Kelompok ini menganggap proses pemilihan kepala daerah tidak memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial ekonomi mereka dan hanya berperan sebagai korban dari janji kampanye politik belaka. Karena setiap periode pemilihan kepala daerah mereka sepertinya sulit memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan administrasi yang mudah, cepat dan berbiaya rendah atau gratis, akses layanan pendidikan dan derajat kesehatan hingga kesulitan akses modal usaha.

Asrun-Hugua, Pengalaman dan Solusi Masa Depan Sultra

Figur Dr.Ir.H.Asrun, M.Eng.Sc dan Ir.Hugua sebagai merupakan pasangan ideal calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2018- 2023 mendatang. Bagaimana tidak, keduanya adalah mantan kepala daerah yang memiliki pengalaman,  reputasi dan prestasi yang begitu mumpuni baik ditingkat nasional, regional bahkan di level internasional. Sosok Dr.Asrun adalah mantan Walikota Kendari dua periode mulai periode antara 2007-2012 dan periode  2012-2017. Selama  periode kepemimpinannya itu, Asrun tetap setia berpasangan dengan Wakil Walikota Kendari, Musadar Mappasomba hingga berakhir masa jabatannya. Sementara Hugua menjadi Bupati Wakatobi sejak periode 2006-2011 dan saat itu Hugua berpasangan dengan Wakil Bupati, Ediarto Rusmin dan periode 2011-2016, Hugua terpilih kembali sebagai Bupati Wakatobi dan berpasangan dengan Arhawi yang saat ini menjabat sebagai Bupati Wakatobi.

Masyarakat Sulawesi Tenggara sejatinya adalah masyarakat yang pluralis baik dari sisi geografis, historis, adat istiadat, etnis, agama dan juga ras yang berbeda. Namun dengan perbedaan itulah, masyarakat Sultra mencari figur yang dianggap tepat untuk menyatukan harapan dan membangun kebersamaan dalam bingkai daratan kepulauan di Bumi Anoa ini. Sejujurnya, masih banyak ketimpangan pembangunan di Sulawesi Tenggara ini yang tidak berpihak pada masyarakat pinggiran seperti infrastruktur dasar, pemenuhan di bidang pendidikan dan layanan kesehatan masyarakat, sistem birokrasi dan pelayanan publik, besarnya jumlah angka kemiskinan dan pengangguran, keluarga yang sejahtera serta bebas narkoba, kerusakan lingkungan akibat dari perambahan hutan (Illegal Logging), penangkapan ikan dengan bom dan bius (illegal fishing) serta dampak dari kegiatan pertambangan dan lain sebagainya. Deretan masalah tersebut sudah tentu merupakan pekerjaan rumah yang harus diatasi sesegera mungkin bagi calon pemimpin Sultra kedepan.


Pemimpin Nan Sarat Prestasi

Sederet prestasi pembangunan yang ditorehkan oleh Calon Gubernur Ir.H. Asrun, M.Eng.Sc telah membuktikan kepada masyarakat Sulawesi Tenggara, khususnya warga Kota Kendari bahwa selama masa kepeimpinannya telah berhasil menciptakan program inovasi unggulan yaitu :
1.    Program Kota Dalam Taman : menciptakan ruang publik sebagai Kota yang berwawasan lingkungan hidup (Green City)
2.    Kota Bertakwa : Kota Spiritual (Spiritual City)
3.    Kota Berkelanjutan: Kota Layak Huni (Livable City)
4.    Kota yang maju, demokratis dan sejahtera : Kota Cerdas (Smart City)
Empat program inovasi unggulan itulah, Asrun kemudian berhasil meraih prestasi yang menjadi indikator keberhasilan  Asrun selama 10 tahun memimpin Kota Kendari. Antara lain:
1.    Penghargaan Presiden RI Joko Widodo atas pengelolaan keuangan terbaik Pemerintah Kota Kendari tahun 2015
2.    Penghargaan Adiwiyata Mandiri dari Presiden RI Bapak Joko Widodo tahun 2015
3.    Penghargaan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI atas Role Model (Daerah Percontohan) tahun 2017
4.    Penghargaan Pangripta Utama Kategori A, sebagai perencanaan terbaik tingkat kabupaten/kota seluruh Indonesia tahun 2014
5.    Penghargaan Setya Wiriakarya Kencana (SWK), berhasil melaksanakan Program KB tahun 2012
6.    Penghargaan Pastika Paraga dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2017
7.    Penghargaan Adipura diraih 5 kali secara berturut-turut, mulai tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013
8.    Penghargaan Adipura Kencana tahun 2014 dan 2015
9.    Penghargaan Adipura Buana tahun 2016 dan 2017
10.  Penghargaan Opini BPK Predikat WTP tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016.
11.  Penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima Puskesmas Bidang Pelayanan Kesehatan tahun 2009.
12.  Juara 1 Tingkat Nasional Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tahun 2010
13.  Penghargaan Amal Bakti dari Kementerian Agama RI tahun 2010
14.  Anugerah AMPL Award (Komitmen Daerah Dalam Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan) terbaik tingkat nasional tahun 2013
15.  Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional 5 Sekolah tahun 2015
16.  Penghargaan Sekolah Adiwiyata Mandiri tahun 2012, 2013, 2014, 2016 dan 2017
17.  Penghargaan Kota Sehat Swasti Saba Padapa tahun 2011
18.  Penghargaan Kota Sehat Swasti Saba Wiwerda tahun 2013
19.  Penghargaan Eliminasi Malaria Kemenkes RI tahun 2014
20.  Penghargaan Kota Layak Anak Pratama tahun 2012
21.  Penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Madya tahun 2013, 2014 dan 2017
22.  Penghargaan Penganekaragaman Pangan Lokal tahun 2013
23.  Penghargaan Pangripta Utama Kategori A sebagai Perencanaan Terbaik Tingkat Kabupaten/Kota seluruh Indonesia tahun 2014
24.  Penghargaan Opini Pengelolaan Keuangan dari BPK predikat WDP tahun 2010, 2011, 2012.
25.  Penghargaan Adikarya Pangan Nusantara tahun 2014
26.  Penghargaan Wahana Tata Nugraha tahun 2014, 2015 dan 2016
27.  Penghargaan Nasional Procurement Award 2014 kategori Pencapaian Inpres Nomor 2 tahun 2014
28.  Penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Madya tahun 2015
29.  Penghargaan Energi Prabawa tahun 2015
30.  Penghargaan dari Ombudsman RI atas kepatuhan tertinggi dalam pelayanan publik bidang Badan Perizinan dan RSUD Kota Kendari tahun 2015.
31.  TPA terbaik tahun 2016 dan 2017.
Adapun penghargaan yang disabetnya adalah:
1.    Juara Umum MTQ Tingkat Provinsi Sultra tahun 2016
2.    Juara Kelurahan Terbaik Tingkat Provinsi Sultra tahun 2008
3.    Juara 1 Tingkat Provinsi Sultra, Rumah Sakit Sayang Ibu tahun 2008
Seabrek prestasi yang berhasil diraihnya selama memimpin Kota Kendari, semakin membuktikan bahwa DR. Asrun layak untuk memimpin Sulawesi Tenggara kedepan.

Ir. Hugua; Lewat Tangannya Sultra Mendunia

Sementara figur calon Wakil Gubernur Sultra, Ir. Hugua adalah mantan Bupati Wakatobi periode 2006- 2016 dalam memimpin dan memajukan daerahnya. Kerja keras yang telah dilakukannya akhirnya berbuah manis, dimana Wakatobi menerima 6 penghargaan sepanjang tahun 2009, atau sejak daerah itu menjadi otonom dalam 4 tahun terakhir. Hugua mengatakan, 6 penghargaan tersebut adalah dari Menparpostel sebagai daerah destinasi unik karena keindahan taman lautnya, dari Manteri Pekerjaan Umum sebagai bentuk penghargaan kabupaten yang sudah menetapkan tata ruang secara berkelanjutan. Penghargaan lain adalah MDG`s Award dari PBB dan Metro TV terkait keberhasilan daerah itu dalam delapan cakupan kehidupan yang berkaitan dengan indeks pengembangan manusia di antaranya kemiskinan, kesehatan dan pendidikan. Selain itu, penghargaan Leadership Milenium Development Goals (MDGs) Award 2009 dari Menkokesra dan penghargaan Ikon oleh majalah Gatra. Pemberian penghargaan itu sebagai wujud keberhasilan dari semua elemen masyarakat Wakatobi dari berbagai aspek pembangunan dan pemerintahan, mulai dari penataan birokrasi, pembangunan fisik, sosial budaya, agama dan kemasyarakatan.
Hugua juga berhasil meraih penghargaan Tanda Kehormatan Satya Lencana Pembangunan Bidang Kependudukan , Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga  dari Presiden Joko widodo bersama 15 kepala daerah lainnya di Indonesia.  Pemberian tanda kehormatan tersebut dituangkan dalam Keppres No 51 tahun 2016.
Selama 10 tahun memimpin Wakatobi, Hugua telah menorehkan berbagai prestasi nasional maupun internasional. Prestasi seacara Internasional al : Wakatobi telah dikukuhkan sebagai kawasan Cagar Biosfer Bumi melalui sidang ICC – MAB ke-24 di Kantor Pusat UNESCO Paris pada 11 Juli 2012, Hugua sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Daerah Pesisir dan Maritim 6 negara CTI (Local Government Network / LGN-CTI) ,  Hugua menjadi salah satu anggota UNACLA (United Nations Advisory Committee of Local Authorities). UNACLA adalah badan Adhok penasehat PBB yang beranggotakan 40 bupati/walikota/gubernur terpilih. Sejak  Tahun  2011, Hugua terpilih menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia dalam Komite Eksekutif Daerah atau REC (Regional Executive Committee) dan Dewan ICLEI (International Council for Local Environmental Initiative).Hugua juga adalah kepala daerah yang terpilih menjadi salah seorang Anggota Biro Council Member UCLG – ASPAC (united cities local government  Asia – Pasifik) atau Organisasi Pemerintah Daerah tinggkat dunia yang diakui oleh PBB.
Pada tahun 2014 -2016, Hugua, dinominasikan oleh VNG Belanda dan FMC Canada bersama 9 Bupati/Walikota  dunialainnya menjadi CIB Working Group  UCLG.  Pembicara aktif  pada forum Interrnational yang antara lain dalam 5 bulan terakhir  pada Konggres ICLEI yang diselenggarakan  April 2015 di Seoul, Korea Selatan. Termasuk Konferensi Urban Mobiditi di Johanesburg dan terakhir Pada Kongres Cagar Biosfir ke 4  di Kota Lima Peru pada Maret 2016 silam.

Ketokohan DR. Asrun dan Ir. Hugua bukan saja sebagai kepala daerah yang sarat berprestasi namun juga kedua figur tersebut cukup merakyat dengan membangun pola komunikasi yang baik dan siap mendengar keluhan warganya dari berbagai latar belakang dan status sosial yang berbeda. Tidak salah bila rakyat di Bumi Anoa ini menginginkan figur pemimpin seperti DR. Asrun dan Ir. Hugua untuk membawa perubahan baru terhadap wajah Sultra yang jauh lebih berkembang seiring dengan dinamika perkembangan zaman dan terpenuhinya segala kebutuhan masyarakat berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sulawesi Tenggara yang kita cintai ini. Semoga…





Share on Google Plus

anoapress

    Blogger Comment
    Facebook Comment
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar