Jadilah Wartawan

 
ilustrasi sumber okezone.com

Anoapress - Every body can be journalist. Begitulah sepenggal kalimat bagaimana setiap orang menjadi seorang jurnalis atau wartawan. Ketika ada sebuah peristiwa maka disitu pula hadir seseorang sebagai saksi yang melihat, melaporkan serta memberikan informasi kepada orang lain. Proses penyampaian informasi seperti itu pula hampir sama dengan tugas yang dilakukan seorang wartawan. Dimana tugas utama seorang wartawan adalah mencari, mengumpulkan, memiliki, mengolah lalu kemudian menyampaikan informasi itu kepada masyarakat luas.
Penyebarluasan informasi melalui berbagai macam media yang digunakan agar informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Saluran media informasi yang digunakan saat ini pun bermacam-macam.  Seperti media cetak yang terdiri dari koran, tabloid, majalah, bulletin. Lalu ada media elektronik seperti televisi dan radio. Kemudian media online yang menggunakan jaringan internet dalam menyampaikan pesannya kepada masyarakat dan yang terakhir adalah media sosial yang sedang marak belakangan ini seperti facebook, twitter, instagram, youtube dan sebagainya hanya dengan melalui smartphone.
Banyaknya saluran media informasi tersebut semakin meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memberikan informasi yang sifatnya insidentil, unik, menarik dan penting untuk dibaca, didengar, dan ditonton oleh pihak yang berkepentingan maupun golongan masyarakat lainnya.
Sehingga kemudian memicu setiap individu untuk menjadi seorang pewarta alias wartawan dimana saja dan kapan saja dia berada. Selanjutnya lahirlah istilah Citizen Journalism atau yang dikenal sebagai Jurnalisme warga. Berita sebuah peristiwa maupun isu yang timbul di suatu daerah yang tidak seketika atau semuanya dijangkau oleh wartawan, maka disinilah peran jurnalisme warga tersebut untuk memberikan informasi baik dalam bentuk berita, foto maupun dalam bentuk video. Informasi tersebut kemudian diterima dan direspon oleh pihak yang berkepentingan atas informasi itu.
Hanya saja setiap informasi dan berita yang diterima sebaiknya difilter dulu untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Bisa saja hanya sekedar iseng atau berita Hoax alias berita kosong yang tidak punya nilai berita. Bahkan bisa saja menimbulkan kegaduhan yang luar biasa termasuk fitnah pada golongan tertentu maupun pribadi seseorang.  Apa yang sekarang dikenal sebagai Hate Speech atau istilahnya ujaran kebencian. Sehingga setiap penerima informasi harus jeli dan berhati-hati dalam menyimpulkan maksud dan tujuan informasi serta tidak menimbulkan sakwasangka belaka.
Setiap orang bisa menjadi pewarta bukan sebagai pembawa petaka. Good luck..:-)
Share on Google Plus

anoapress

    Blogger Comment
    Facebook Comment
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar