Sukses Itu Mulai Dari Diri Sendiri




 Anoa Press. Kesuksesan itu harus dimulai dari diri sendiri tanpa harus mengharap banyak pada orang lain. Demikian peryataan Agus Pramono seorang pengusaha sukses atau yang lebih dikenal dengan panggilan Mas Mono. Mas Mono hadir sebagai pemateri pada seminar kewirausahaan di hotel Grand Clarion Kendari (03/12/2015).
Kendala yang paling utama yang dirasakan oleh seorang pengusaha pada saat memulai usaha pada umumnya soal modal usaha. Namun di mata seorang Mas Mono masalah modal adalah urutan belakang bagi seorang pemula.
"Hal yang paling utama harus dilakukan oleh seseorang yang baru terjun ke dunia usaha adalah niat dan tekad yang kuat serta siap menghadapi resiko yang akan terjadi nantinya." kata Mas Mono dihadapan peserta seminar. Adapun konsep kewirausahaan menurutnya bahwa sukses itu harus dimulai dari diri sendiri, dimulai dari sekarang dan dimulai dari hal-hal yang kecil dulu. Dirinya berpendapat bahwa sukses yang dimulai dari diri sendiri artinya kita harus mengerjakan segala sesuatunya itu tanpa harus banyak bergantung pada orang lain.  Kuncinya adalah harus  jujur dan mempererat hubungan silaturahmi serta siapkan mental sebagaimana seorang calon pengusaha.
Mas Mono kini telah menjadi pengusaha sukses di bidang kuliner ayam bakar sejak tahun 2001 silam.  Dengan mengusung branding Ayam Bakar Mas Mono, usaha itu telah memiliki 65 cabang dengan omzet puluhan juta rupiah per hari serta menawarkan franchisenya seharga 500 juta rupiah.
Menjadi Office Boy (OB), tukang gorengan dan sales adalah sederet pekerjaan masa lalu Mas Mono. Bisnis ayam bakar yang dirintisnya di tahun 2001 tak disangka meledak di pasaran.
Cukup sulit membayangkan kehidupan masa lalu Mas Mono yang kini telah menjelma menjadi seorang milyuner. Betapa tidak, belasan tahun yang lalu ia masih harus menjalani hidup sebagai OB alias tenaga kebersihan disebuah perusahaan. Bosan menjadi OB perlahan ia menata hidupnya menjadi pengasong gorengan dari sekolah ke sekolah, dari kompleks ke kompleks dengan berjalan kaki. “Ya, itulah masa lalu saya. Disaat saya menjadi OB, bapak saya di desa meninggal. Saya tak bisa pulang karena tak ada uang. Itu tamparan keras bagi saya. Dari situlah, akhirnya saya putuskan untuk keluar kerja,” kisah pria kelahiran Madiun, 28 Agustus 1974 ini lirih.
Berhenti bekerja tapi hidup harus terus dilanjutkan, dengan modal seadanya ia mulai meniti hidup dengan menjaja gorengan di beberapa sekolah dasar. Cukup lama ia melakoni profesi itu sampai akhirnya menemukan tempat yang cocok untuk mangkal. “Saya sewa lahan, karena jual gorengan tidak maksimal untungnya hanya 15 ribuan per hari, saya beralih ke ayam bakar,” tuturnya. Dengan modal 500 ribu rupiah, ia mulai berjualan 5 ekor ayam perhari.

Mas Mono Jadi Pedagang Kaki Lima
 
Aroma kepulan asap dari ayam bakarnya ternyata mampu menyedot pelanggan. Dari waktu ke waktu, pelanggannya makin berlimpah. Bahkan, Mas Mono pun akhirnya mampu menghabiskan 80 ekor ayam per hari. “Saya punya tempat mangkal pun itu anugrah terindah. Itu artinya saya punya kantor sendiri, tidak perlu berdagang lagi. Alhamdulillah saya dikasih lebih, dari 5 ekor meningkat menjadi 10 ekor, begitu seterusnya hingga mampu menjual ayam bakar 80 ekor per hari atau sekitar 380 potong. Dengan kondisi tempat masih di kaki lima itu sebuah pencapaian yang luar biasa!” ungkapnya.
Dibalik kesuksesannya Mas Mono tidak lupa diri. Setiap rezeki yang didapatkannya selalu disisihkan untuk kepentingan sosial dan umat sebagai salah cara mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME.
Share on Google Plus

anoapress

    Blogger Comment
    Facebook Comment
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar